tahun lahir wr.supratman dan tahun perjuangan dan bentuk perjuangan nya
PPKn
ismail188
Pertanyaan
tahun lahir wr.supratman dan tahun perjuangan dan bentuk perjuangan nya
1 Jawaban
-
1. Jawaban bagassap1
Jakarta yang ketika W.R Soepratman dilahirkan masih bernama Batavia menjadi kampung halaman pencipta lagu kebangsaan ini. Ia merupakan anak lelaki satu-satunya yang dimiliki oleh Siti Senen dan suaminya, Djumeno Senen Sastrosoehardjo. Kelima saudara kandungnya yang lain berjenis kelamin perempuan.W.R Soepratman dilahirkan dengan nama asli Wage Soepratman tepat pada jam 11 siang tanggal 09 Maret 1903 di kawasan Jatinegara, Batavia. Orangtuanya memberi nama Wage disebabkan waktu kelahirannya yang bertepatan dengan pasaran Wage -salah satu waktu pasaran dalam kepercayaan Jawa.
Nasib menempa Soepratman kecil dengan cukup keras. Ia harus kehilangan ibundanya yang menjadi sumber semangat belajar di sekolah Boedi Oetomo Jakarta di usia 6 tahun. Setelah kepergian mendiang ibundanya, ayahnya yang merupakan Sersan di ketentaraan KNIL tidak cukup mampu membiayai kehidupan seluruh anaknya dan membesarkan mereka sendirian.
Ketepatan pada tahun yang menjadi ujian terberat dalam perjalanan seorang Wage kecil itu, kakak tertuanya yang bernama Roekiyem Soepratiyah telah dipinang oleh Willem Van Eldik. Nasib yang beruntung tersebut memboyong Soepratiyah ke luar Jawa mengikuti tempat tugas suaminya. Akhirnya pasangan suami istri tersebut membawa serta Wage Soepratman ke luar Jawa.
Kehidupan di Makassar
Wage di mata keluarga besarnya menjadi anak emas. Dialah keturunan keluarga Senen satu-satunya yang berjenis kelamin laki-laki. Kenyataan ini menjadikannya memikul banyak harapan keluarga. Suatu saat dia harus bisa mengangkat martabat keluarganya dengan cara melanjutkan sekolah hingga ke jenjang tinggi. Untuk bisa mewujudkan harapan keluarganya itu, Wage pun menurut saja dibawa kakak iparnya dan ikut hidup bersama mereka.
Sebenarnya kakak iparnya yang bernama Belanda itu tidak memiliki darah Belanda sama sekali. Namun ia mendapatkan peruntungan nasib dengan menjabat sebagai petugas administrasi di kantor kepolisian Belanda. Karena pekerjaan inilah ia harus menurut saja perintah atasan yang mengharuskan ia pindah ke Makassar di Sulawesi Selatan.
Willem Van Eldik bergabung dalam korps musik di kantornya. Ia sangat menyukai musik, begitu juga dengan istrinya yang selain bermain dan menikmati musik, ia juga menyukai sandiwara. Sandiwara dan beberapa karya seninya banyak yang dipentaskan di daerahnya sana.
Selain mempelajari musik yang pada akhirnya menjadikan Soepratman seorang master biola dan gitar, Soepratman juga bersekolah. Hebatnya, ia bersekolah di sekolah Belanda. Hanya orang-orang pribumi tertentu sajalah yang boleh menduduki bangku ELS (Europe Large School). Soepratman berhasil menembus keketatan sekolah itu karena diakui sebagai anak oleh kakak iparnya. Untuk memperkuat pengakuan palsu tersebut, Eldik menambahkan nama ‘Rudolf’ di tengah nama asli Wage Supratman. Yang sampai saat ini, tiga kata namanya tersebut dianggap sebagai nama asli oleh sebagian besar masyarakat. Pada akhirnya nama tersebut disingkat menjadi W.R.Soepratman.